Optimasi Biaya Operasi Tahun ke n untuk mensukseskan NZE2060 dengan cara menentukan Project Pembangkit yang tepat dan Pengaturan Fleksible Power Plan yang dilengkapi Energy Storage
Main Article Content
Abstract
Saat ini PLN harus mempersiapkan diri dalam menghadapi Net Zero Emission (NZE) pada
tahun 2060. Upaya mengganti pembangkit fossil dengan pembangkit Energi Baru Terbarukan
(EBT) merupakan tantangan yang cukup berat. Disisi lain tingkat pertumbuhan PLTS rooftop
sudah tidak bisa dihindari lagi. Kedua isu ini sangat penting untuk diantisipasi agar potensi
EBT dapat termanfaatkan secara optimal. Untuk mendapatkan biaya operasi yang optimal
dibutuhkan ketersediaan Daya Mampu dan Demand di jam yang sama agar terhindar dari
investasi storage yang mahal. Dalam karya tulis ini, penulis mencoba menjelaskan metode
optimasi dalam pemilihan proyek pembangkit kedepan dan metode optimasi untuk pengaturan
energi yang berlebih pada siang hari. Perhitungan optimasi ini juga melibatkan penggunaan
storage sebagai pengganti pembangkit fossil.
Dengan lebih dari 10.000 kombinasi kemungkinan pertumbuhan setiap jenis pembangkit dari
tahun 2023 sampai dengan 2060 dan dari hasil simulasi total grid besar di Indonesia dengan
pertumbuhan 4% diperoleh gambaran bahwa secara garis besar penggunaan storage harus
dihindari, cara menghindarinya adalah dengan pemilihan proyek pembangkit yang tepat dan
pengaturan pertumbuhan PLTS agar tidak menekan pembangkit base load. PLN juga akan
menghadapi beberapa fase penting menuju NZE 2060, antara lain: periode kebutuhan LNG,
periode kebutuhan nuklir, periode PLTS yang berpotensi mengganggu frekwensi, periode
bauran air tertinggi dan periode dibutuhkan energi storage dalam skala masif. Setiap periode
ini harus dimitigasi sejak dini untuk menghindari potensi defisit yang akan terjadi.
Article Details
Section

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.